k

Senin, 15 Januari 2024

Jaga hati dan tidak mudah memberi hukum pada orang lain

 Sesama muslim tidak boleh Menghina

 

Mulla Ali Al-Qari dalam Syarah Al-Syifa, hlm. 2/499 berkata:

قال علماؤنا إذا وجد تسعة وتسعون وجها تشير إلى تكفير مسلم ووجه واحد إلى إبقائه على إسلامه فينبغي للمفتى والقاضي أن يعملا بذلك الوجه، وهو مستفاد من قوله عليه السلام: ادرءوا الحدود عن المسلمين ما استطعتم، فإن وجدتم للمسلم مخرجا فخلوا سبيله، فإن الإمام لأن يخطئ في العفو خير له من أن يخطئ في العقوبة. رواه الترمذي والحاكم

"Ulama kami (madzhab Hanafi) menyatakan: Apabila ada 99 pendapat yang mengindikasikan kafirnya seorang muslim namun ada satu pendapat yang menyatakan keislamannya maka hendaknya bagi mufti dan hakim untuk mengambil pendapat yang satu tersebut. Ini berdasarkan pada sabda Nabi: ‘Hindari memberi had (hukuman) semampumu. Apabila terdapat jalan keluar, maka bebaskan dia. Imam yang salah dalam memaafkan itu lebih baik daripada salah dalam menghukum."

Oleh karena itu, hindari menilai buruk kepada sesama muslim. Terutama jangan sampai mudah menyesatkan, membid'ahkan, mengkafirkan atau mensyirikkan pada sesama muslim. Hukumnya haram. Nabi bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُه وَلَا يَخْذُلُهُ وَلَا يَحْقِرُهُ التَّقْوَى هَاهُنَا" وَيُشِيرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِن الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ أخرجه أحمد (2/277 ، رقم 7713) ، ومسلم (4/1986 ، رقم 2564) . وأخرجه أيضًا: البيهقي (6/92 ، رقم 11276).

Artinya: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dia tidak boleh menzhalimi saudaranya, tidak boleh menipunya, tidak boleh memperdayanya dan tidak boleh meremehkannya. Takwa itu ada di sini (Nabi memberi isyarat pada dadanya tiga kali). Termasuk perbuatan tercela adalah menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang lain haram darah, harta dan dirinya”.

MUSLIM YANG BAIK TIDAK MUDAH PERCAYA BERITA PROVOKATIF

Pada waktu yang sama, hindari mudah percaya kepada suatu berita yang menyudutkan atau merugikan sesama muslim atau non-muslim, pejabat negara atau tokoh publik atau orang biasa; merugikan kelompok muslim atau non-muslim, organisasi swasta atau negara. Walaupun si pembawa berita adalah tokoh yang dihormati.

Tidak mudah percaya pada suatu berita bukan berarti su'udzon (berprasangka buruk), tapi justru mengamalkan firman Allah dalam QS Al-Hujurat 49:6 “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayun) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

 

 

Disadur dari situs ...

As.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar