k

Senin, 25 Desember 2023

Kisah inspiratif 7

 SATU-SATU

Aqil bin Abi Thalib (saudara kandung Ali bin
Abi Thalib) memihak Muawiyah bin Abi Sufyan.
Maka tidak heran jika Muawiyah selalu sungguh-
sungguh berusaha mengambil hatinya.
Ketika Ali bin Abi Thalib telah wafat karena
pembunuhan dan semua urusan telah berada di
tangan Muawiyah, dia merasa terbebani dengan
Aqil di sampingnya. Dia selalu mengejek Aqil.
Pada suatu hari Muawiyah sedang duduk ber-
sama Aqil dikerumuni oleh pengikut-pengikutnya,
lalu Muawiyah berkata kepada orang-orang di seke-
lilingnya:
“Tahukah saudara-saudara? Siapakah Abu Lahab
yang difirmankan oleh Allah: Celakalah Abu Lahab
dan celakalah!”
“Kami tidak tahu!” jawab orang-orang di seke-
lilingnya.
“Abu Lahab adalah pamannya,” jawab Muawiyah
sambil menunjuk kepada Aqil.
Spontan Aqil pun menimpali: “Dan apakah
saudara-saudara tahu, siapakah istri Abu Lahab
yang difirmankan oleh Allah: Dan istri Abu Lahab
(pun celakalah pula) yang membawa kayu dan di lehernya
ada tambang yang kasar?”
“Kami juga tidak tahu!” jawab orang-orang di
sekelilingnya.
“Istri Abu Lahab adalah bibinya,” jawab Aqil
sambil menunjuk kepada Muawiyah.
Istri Abu Lahab adalah Ummi Jamil binti Harb
bin Umayyah bin Abdi Syams. Sedangkan Muawiyah
adalah Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin
Umayyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar